Maknai Akhir pekan

Baru saja kita melewati pekan panjang yang dilalui oleh berbagai aktifitas. Karena bertepatan jatuhnya hari Idul Adha di penghujung pekan, maka lengkaplah sudah kita menikmati libur panjang yang sangat bermakna. Jumat pagi setelah melakukan salat Ied bersama-sama ,dilakukan penyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah kepada nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.

Tidak saja itu, momentum akhir pekan ini banyak dimaknai oleh keluarga untuk melakukan kegiatan bersama.Keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain untuk menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain dalam dimensi Agama namun tetap mempererat keharmonisan dalam keluarga dengan cara berekreasi sesama anggota keluarga. Akhir pekan bukan milik para orangtua yang lelah bekerja namun kita kadang tidak menyadari bahwa akhir pekan adalah jatah anak berkumpul dan bermain dengan orang tuanya.                                                                                                                       

 Sadarkah jika kita terkadang memilih menghabiskan akhir pekan kita dengan tidur ,karena membalas dendam tidur yang kurang dihari-hari kerja. Bukankah sebenarnya disaat-saat moment kebersamaan ini, kita sebagai orang tua bisa menikmati peran sesungguhnya sebagai orang tua dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Pastikan kita dapat membuat segala sesuatunya menjadi indah dan serasi. Mencari nafkah memang tanggung jawab suami walupun banyak istri harus turut bekerja.Namun semua harus terkontrol untuk tetap dapat mengawasi keluarga. Janganlah kita salah persepsi dengan kecenderungan manusia yang berorientasi pada materi sehingga kita menyampingkan fungsi emosi dan perasaan sehingga kapasitas keluarga sebagai kesatuan yang utuh bergeser maknanya.

 Semoga kita bisa lebih bijaksana menghadari akhir pekan kita dengan menerjemahkan sendiri dan bertanya pada diri sendiri apa yang sebenarnya kita paling butuhkan dalam diri kita sendiri.