Posts

Showing posts from August, 2012

Bukan Partai Besar, Tapi Figur yang Utama di Pilgub DKI

http://news.detik.com/read/2012/08/13/150428/1989931/158/ray-rangkuti-bukan-partai-besar-tapi-figur-yang-utama-di-pilgub-dki Senin, 13/08/2012 15:04 WIB Ray Rangkuti: Bukan Partai Besar, Tapi Figur yang Utama di Pilgub DKI Nurvita Indarini - detikNews Jakarta Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli panen dukungan dari partai-partai politik menjelang putaran kedua pilgub DKI. Meski demikian dukungan besar ini bukanlah jaminan pasangan ini menjadi pemenang. Sebab dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, bukan partai besar namun figurlah yang utama di pilgub DKI. "Figurlah yang utama di DKI, apalagi jika didukung partai yang solid. Figur yang utama itu antara lain bisa dilihat dari sosok Faisal Basri, calon independen yang mengalahkan calon dari Golkar," ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti. "Begitu juga Foke, ada koalisi partai tapi tidak mampu menjadi pemenang, hanya mampu (dapat suara) 32 persen. Meski partai besar tapi kandidat tid

Foke-Nara Ibarat Air dan Petasan?

sumber http://politik.kompasiana.com/2012/08/14/foke-nara-ibarat-air-dan-petasan Foke-Nara Ibarat Air dan Petasan? OPINI | 14 August 2012 | Dalam diskusi “Jakarta 2012, Pilih yang Ahli atau Berani?” di Jakarta Media Center, Jakarta hampir satu setengah tahun yang silam, Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Irfan Gani menyatakan bahwa Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta memutuskan menjagokan Ketua DPD PD Nachrowi Ramli sebagai gubernur Ibu Kota 2012-2017. Hilangnya dukungan DPD terhadap Foke ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kekurangan kinerja pemerintah provinsi DKI Jakarta selama dibawah pimpinanya. “Ada kekacauan, kenapa kacau? Pertama, janji dari ahli untuk bangun Jakarta saya pikir nol besar, karena branding yang dikemas bersama itu tidak terealisir sama sekali,” ucap Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Irfan Gani “Dari sisi manajemen dan leadership tidak pantas kalau kita kembali mencalonkan Foke kembali,” tandasnya. Menanggapi hal itu, Foke

KECEWA… Mengetahui PKS akhirnya berkoalisi dgn FOKE-NARA

Sumber :"http://politik.kompasiana.com/2012/08/14/kecewa-mengetahui-pks-akhirnya-berkoalisi-dgn-foke-nara KECEWA… Mengetahui PKS akhirnya berkoalisi dgn FOKE-NARA OPINI | 14 August 2012 | KECEWA… Mengetahui PKS akhirnya berkoalisi dgn FOKE-NARA. Bagaimana mungkin mendukung calon yang sudah jelas-jelas TIDAK KOMPETEN!!!! Seharusnya PKS berfikir lebih jauh lagi dalam menentukan pilihannya ini karena berkaitan dgn kemaslahatan umat jg kedepannya….. Memang kali ini umat muslim menghadapi pilihan yang amat sulit dalam menentukan pemimpinnya dlm hal ini calon gubernur. Selain karena satu calonnya yang beragama islam tetapi terindikasi sudah bergabung dalam suatu organisasi yg berafiliasi scra tidak langsung dengan organisasi Freemasonry internasional, juga calon lainnya beragama islam tetapi sudah terbukti JELAS-JELAS TIDAK MEMILIKI KOMPETENSI yang bisa diandalkan bahkan sudah terbukti TIDAK AMANAH!!!! Tetapi seharusnya PKS tidaklah harus selalu berfikir konservatif dengan selalu

Koalisi Rakyat Ala Jokowi

Mencermati Jokowi dalam Pilkada DKI memang cukup menarik, terutama saat putaran pertama dan menjelang Pilkada putaran kedua. Pada putaran pertama, saat pencoblosan sedang berlangsung, Jokowi menemui Hidayat Nur Wahid (HNW) dan menelpon Fauzi Bowo. Namun hanya HNW yang menyambutnya, sedangkan Fauzi yang sedang sibuk mengira itu telpon dari pemadam kebakaran. Mengapa hanya dua partai ini yang didekati Jokowi? Jawabannya sederhana: PKS adalah partai kader yang solid dan memiliki basis pendukung yang signifikan di Jakarta (memiliki jumlah kursi terbanyak kedua). Sedangkan Fauzi yang didukung demokrat, merupakan incumbent yang memiliki jumlah kursi terbanyak di DPRD DKI. Komunikasi Jokowi terhadap dua partai terbesar ini, tentu bisa ditafsirkan macam-macam. Setidaknya, jika PKS mau diajak “berkoalisi” tentu peluang jokowi untuk menang di putaran dua cukup besar. Jika pun Fauzi yang menang (karena di berbagai survey Fauzi diunggulkan), Jokowi dan PDIP masih punya “saluran komunikasi” ag