Posts

Showing posts from 2010

Dokumentasi Sastra Melayu Tionghoa

Image
Dokumentasi Sastra Melayu Tionghoa Kali ini Indonesia Media mencoba menyuguhkan artikel tentang Sastra Melayu Tionghoa, yang nyaris lenyap begitu saja. Mungkin untuk kaum awam atau generasi muda banyak yang tidak sempat mengetahui bahwa begitu kayanya kebudayaan Sastra Indonesia (Melayu) yang bermesraan dengan sastra dan pengaruh budaya dari segala penjuru dunia. salah satunya adalah sastra Melayu yang berkombinasi dengan sastra dan budaya Tionghoa. dalam kesempatan ini Indonesia Media menggapai tokoh penulis yang tidak asing lagi untuk pembaca IM yaitu Myra Sidharta yang menulis "Mysteri Pura Tanjung Sari" pada IM terbitan bulan Maret kemarin. Beliau juga pernah bersilahturahmi ke Los Angeles memberikan seminar dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Los Angeles dan pernah berdialog dengan staff Indonesia Media. Berhubung artikel ini cukup panjang maka kami akan bagi untuk 2 kali penerbitan. Beberapa bagian dari tulisan ini bernarasumber dari Ibu Myra sendiri dan M

Literasi Memenangi Kehidupan

Image
Literasi Memenangi Kehidupan Oleh H Witdarmono Awal abad XX ditandai oleh perang Rusia melawan Jepang (1904-1905). Rusia kalah pada pertempuran laut di Selat Tsushima 27-28 Mei 1905. Geoffrey Jukes, penulis The Russo-Japanese War 1904-1905, mengatakan, penentu hasil perang itu bukanlah teknologi, tetapi tingkat literasi. Hanya 20 persen personel militer Rusia bisa ”membaca dan menulis”. Akibatnya, banyak yang tidak mampu mengoperasikan secara benar persenjataan modern (saat itu) dan sistem telegraf nirkabel yang diimpor dari Jerman. Serangan Rusia sering salah sasaran karena salah membaca peta dan salah mengoperasikan jaringan komunikasi. Sebaliknya, hampir semua tentara Jepang tahu ”membaca dan menulis”. Mereka mahir menggunakan persenjataan militer modern dan memanfaatkan infrastruktur intelijen militer secara benar. Jepang bahkan sudah memodifikasi sistem telegraf nirkabel dari Jerman. Perang kerajaan Spanyol dan Inggris yang berakhir di Pantai Gravelines, Perancis, Agustus 1588,

Stories - Big Topics and Life " Aristoteles Notes of the day

Image
Aristoteles Notes Indonesian government need to start fixing all aspects of infrastruce. The general public need to start lobbying lawmakers to force them to start getting real about spending public money Save the Green Area We need green areas instead of the development of new malls and appartment. Flooding due to rain ? Flooding has always been a perennial problem in the capital.If a city is paralyzed by flooding,then there is something wrong with that city.Resident needed to change their attitude toward disposing waste-clog up drains with, concrete.Cumulative effect from developers,residents &administration.The rains came-Traffic sto...od at standstill-poor public transportation-repeat flooding chaos. The ebook Revolution Has Begun ebook readers are no longer limited to dedicated services- soon almost internet connected device - ranging from tablets such as apple's Ipad to smartphones powered by google's Android os - will function as ebook reader.

History of EUROPE

Image
History of EUROPE

Demokrasi ala Partai Demokrat

Image
Demokrasi ala Partai Demokrat http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/05/04430575/demokrasi.ala.partai.demokrat Jumat, 5 Maret 2010 | 04:43 WIB Syamsuddin Haris Hiruk-pikuk politik di balik pengungkapan skandal penalangan Bank Century melalui pembentukan Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century usai sudah. Melalui pemungutan suara secara terbuka, Dewan Perwakilan Rakyat telah menyatakan sikapnya. Mengapa kubu Partai Demokrat kalah dan apa implikasi politik yang signifikan ke depan? Meski didahului akrobat politik memalukan, Rapat Paripurna DPR akhirnya menyatakan sikapnya terhadap skandal Century. Fraksi Partai Demokrat yang menjadi basis politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menerima fakta bahwa mayoritas anggota DPR, yakni 325 orang dari 537 anggota yang hadir, menilai adanya penyimpangan dalam pemberian dana talangan kepada Bank Century sehing Enam fraksi, yakni tiga dari partai politik koalisi (Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera/PKS, dan Partai Persatuan

DPR RI

Image
Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum , yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Anggota DPR periode 2009–2014 berjumlah 560 orang. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sejarah Pada masa penjajahan Belanda, terdapat lembaga semacam parlemen bentukan Penjajah Belanda yang dinamakan Volksraad. Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi, dan bangsa Indonesia memasuki masa perjuangan Kemerdekaan. Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia P

Alwi Shahab

Image
Alwi Shahab / Abah Alwi Jakarta, atau dulu dikenal dengan nama Batavia cukup menarik kisah kehidupannya untuk diceritakan. Alwi Shahab seorang wartawan senior yang telah lama hidup di Jakarta sangat fasih menceritakan hal-hal yang menarik tentang kota Jakarta, pada saat penjajahan Belanda sampai pada saat kemerdekaan Indonesia. Kisah-kisah menarik ini terangkum dengan rapi pada setiap tulisannya…… Alwi Shahab, lahir di Jakarta 31 Agustus 1936, telah menjalani profesi sebagai wartawan selama lebih dari 40 tahun. Karirnya dimulai tahun 1960 sebagai wartawan, kantor berita Arabian Press Board di Jakarta. Sejak Agustus 1963 ia bekerja di Kantor Berita Antara. Berbagai jenis liputan digelutinya saat di Antara, mulai dari reporter kota, kepolisian parlemen, sampai bidang ekonomi. Selama sembilan tahun (1969-1978), anak Betawi kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat ini, menjadi wartawan Istana. Sepanjang bertugas sebagai wartawan, Alwi Shahab kerap melakukan liputan di luar negeri. Di antaranya, ta

Rosihan Anwar

Image
H. Rosihan Anwar (lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922; umur 87 tahun) adalah tokoh pers Indonesia, meski dirinya lebih tepat dikatakan sebagai sejarawan, sastrawan, bahkan budayawan. Rosihan yang memulai karier jurnalistiknya sejak berumur 20-an, tercatat telah menulis 21 judul buku dan mungkin ratusan artikel di hampir semua koran dan majalah utama di Indonesia dan di beberapa penerbitan asing. Biografi Anak keempat dari sepuluh bersaudara putra Anwar Maharaja Sutan, seorang demang di Padang, Sumatera Barat ini menyelesaikan sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Ia pun melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta. Dari sana Rosihan mengikuti berbagai workshop di dalam dan di luar negeri, termasuk di Yale University dan School of Journalism di Columbia University, New York, Amerika Serikat. Rosihan telah hidup dalam 'multi-zaman'. Di masa perjuangan, dirinya pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukitduri, Jakarta Selatan. Kemudian di masa Presid

Nyonya Meneer

Image
Nyonya Meneer Nyonya MeneerLauw Ping Nio alias Nyonya Meneer (baca: Menir)[1] (lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tahun 1895 [2] - wafat tahun 1978) adalah seorang wirausahawan di bidang industri jamu di Indonesia. Namanya berasal dari beras menir, yaitu sisa butir halus penumbukan padi. Ibunya mengidam dan memakan beras ini sehingga pada waktu bayi yang dikandungnya lahir kemudian diberi nama Menir. Karena pengaruh ejaan Belanda ejaan Menir berubah menjadi Meneer. Sejarah awal berdirinya perusahaan jamu Ibu Meneer merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ia menikah dengan pria asal Surabaya, dan kemudian pindah ke Semarang. Pada masa pendudukan Belanda tahun 1900an, di masa-masa penuh keprihatinan dan sulit itu suaminya sakit keras dan berbagai upaya penyembuhan sia-sia. Ibu Meneer mencoba meramu jamu Jawa yang diajarkan orang tuanya dan suaminya sembuh. Sejak saat itu, Ibu Meneer lebih giat lagi meramu jamu Jawa untuk menolong keluarga, tetangga, kerabat maupun masyarakat sekita

PK Ojong

Image
Nama : Petrus Kanisius Ojong (PK Ojong) Nama Asli: Peng Koen Auw Jong Lahir: Bukittinggi, 25 Juli 1920 Meninggal: Jakarta, 1980 Agama: Katolik Ayah: Auw Jong Pauw Pendidikan: - Hollandsch Chineesche School (HCS, sekolah dasar khusus warga Cina) Payakumbuh - Hollandsche Chineesche Kweekschool (HCK, sekolah guru) Pekerjaan: Wartawan Senior, Pendiri Kompas-Gramedia PK Ojong (1920-1980) Peng Koen Auw Jong, yang kemudian populer dengan nama PK Ojong (Petrus Kanisius Ojong), adalah salah satu pendiri Kelompok Kompas – Gramedia. Dia seorang jurnalis berpikir mulia. Baginya idealisme tak boleh berjalan sendirian, tapi harus didampingi kecerdasan, kepiawaian berusaha, dan watak nan indah. Mantan Bos Kompas ini meninggal tahun 1980. Sebagai kuli tinta, sejak awal usia 30-an, PK Ojong sudah dihadapkan pada pilihan rumit: berpena tajam atau dibredel. Rasanya, mustahil menjadi jurnalis idealis. Beruntung dia punya "penasihat spiritual" berhati emas, yang banyak memberi pelajaran. Salah
Dimensi, Vol.15/Juli 1990 -1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE 19 DI PASURUAN Handinoto Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, Surabaya. Dalam bukunya yang berjudul “Architecture Through the Age” yang terbit pada th. 1953, Talbot Hamlin, seorang guru besar arsitektur dari Columbia University, memberi penjelasan tentang istilah “Eclectism” dalam pengertian arsitektur sbb: “Eclectism, adalah suatu bentuk perancangan dengan cara mengambil dan memilih bermacam-macam detail dari langgam-langgam masa lalu yang mempesona dan menarik, kemudian dikombinasikan menjadi suatu elemen yang penting untuk bangunan baru” Istilah “Electism” ini kemudian berkembang subur dan menjadi istilah yang sering dipakai dalam dunia arsitektur. Artikel ini membahas tentang arsitektur Cina pada akhir babad ke 19 di Pasuruan, Jatim. Arsitektur Cina akhir abad ke 19 di Pasuruan ini sangat menarik sekali untuk diamati karena sedikit banyak adah

Wahyu yang hilang Negeri yang Guncang

Judul buku : Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang Penulis : Onghokham Kata Pengantar : Goenawan Mohamad Penerbit : Pusat Data dan Analisa TEMPO bekerja sama dengan Freedom Institute dan LSSI, Jakarta Cetakan : Pertama, Mei 2003 Tebal : xv+380 halaman Ketika kekuasaan menjadi bagian dari panggung politik, maka kekuasaan adalah hal mutlak. Kekuasaan menjadi bagian yang tak terpisahkan [salah satu hal pokok] dalam strategi politik membangun masyarakat berdasarkan impian dan keinginan penguasanya. “Kekuasaan Cenderung Korup”, serta Lontaran-lontaran yang lain nyaring terdengar dalam pendengaran kita. Suara-suara yang nyaris kosong tanpa makna, selalu mengusik dan akhirnya membuat semua membelalakkan mata hati kita atas tingkah polah elite politik kita. Sebuah tanda tanya besar yang akhirnya muncul dalam benak penilis, “ ketika kekuasaan diselewengkan dan dimanfaatkan semau gue?” . Bahkan penu