Sehasta sastra buat sang Jagad ;
Kejam jangan diungkap, kejam jangan diumbar...
Engkau mengungkap tapi tak bernyali menggugat..
Dalam risalah kepada sang jagad, Kami uraikan baris baris dendam bersamaan dengan pelupuk mata kita yang berdarah ...
Marah sejadi-jadinya karena sang adil tak kunjung memihak..
Kami tegaskan Dia membela yang jahat...
Serasa putus belahan jiwa.. Dikhianati sang penilik jagad dalam ketidakpastian ..ditinggal dalam kepasrahan ..bagai digigit anjing pemburu...
Hati ini sudah kecut, tirus,miris dalam rendaman cuka kepahitan.
Dan kami semakin senang dengan cerita derita kami..
Kami bagikan kepada kawan, kerabat bahwa menderita adalah berbagi... Kami siap menggugat....
Tiba-tiba dalam senja datang jawaban sang Jagad ..engkau menggugat dalam kelemahanmu
Engkau menggugat dalam ketidaktauanmu...
Jalan pikiranmu bukan jalan pikiranku...
Jangan pernah bertanya mengapa, karena semua memang harus dilalui ..
Jahat dan Baik adalah pengisi kehidupan.
Jagad menentukan kapan peran dimainkan..
Namun jagad berjanji tidak akan ada yang dicederai...
Bahkan jahat tidak berkuasa membuat maut sekalipun. ..
Empunya alam sudah beriklrar dan tak pernah ingkar janji..
..
Serasa lunglai lutut dan mulut terbungkam dalam penyesalan.. Ketika dia berucap..
"Aku mengasihi engkau lebih dari segalanya.."
Dalam bait terakhir dia tekankan...
Kepahitan ini tidak akan pernah melampaui kekuatanmu.
Satu kata yang bermakna
Ternyata Semua akhir cerita ada padanya ...
Kami tak kuasa mempertanyakan
Kami hanya perlu mengikuti arah cerita ini ..
Dialah yang menciptakan..
Maafkan jagat semesta alam...
Kami bodoh memberi persepsi
Kami akan menjadi emas-emas murni bukan cendawan-cendawan sehabis hujan.
Semua indah pada waktunya..
( Sehasta sastra buat sang Jagad ; la Sasqi)
Comments