"Agama kamu apa ?"
latar belakang ya ... supaya bacanya lebih runut.......
Sebelum Masehi, dunia telah menawarkan agama atas nama ras dan suku, dengan konsep konsep ketuhan yang berbeda pula.
Secara generik, agama agama dunia telah ada. Mereka mempunyai kepercayaan yang warna warni dalam penyembahan pada tuhan. Ada Animisme, dinamisme, dan banyak keyakinan yang muncul dengan menyebutkan keyakinannya sebagai agama.
Lanjut....
Dunia kita, adalah dunia manusia. Terbagi kebangsaan dunia ini berdasarkan ras manusia dan agama. Penyebaran awal agama bersifat ras, dan kesukuan, ras ras bangsa telah melahirkan agama yang berbeda beda, dengan sejarah kelahiran agama yang berbeda pula.
Oke sampai disini ...
Sekarang kita mikir ......^
(ihtihad mencari kebenaran hakiki) mencari kebenaran tentang tuhan,
apakah perlu bertuhan atau tidak,
apa tuhan itu ada atau tidak,
siapa tuhan agama agama,
apa memang tuhan yang menciptakan agama agama,
........bla bla dst akhirnya kita memutuskan memeluk sebuah keyakinan alias kita beragama),
Saya ada ref sedikit saya kutip ya...
Meskipun manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia masih memerlukan suatu kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya, yang akan mengatur pola hidup manusia tersebut dalam hal-hal yang menyangkut persoalan hidup mereka di dunia ini (Budi Riyoko. .) 2004:23
Tapi sekarang yang saya mau ulas lebih lanjut , bagaimana jika ada fenomena konversi Agama ?
Konversi Agama, pindah dari agama semula ke agama lain.
Menarik untuk disimak, bahwa semua konversi keyakinan tentang sebuah agama bisa terjadi pada siapa saja. Bisa dengan alasan yang rasional dan ada yang irrasional. Yang rasional bermacam pula ragamnya, oleh nalar agama sebelumnya menentang akal yang sehat, atau merasa keyakinan itu menyulitkan diri sendiri.
Pada titik ini, hal yang mengkhawatirkan bukanlah mengenai perpindahan keyakinan seseorang dari agama apa ke agama apa, melainkan cara seseorang menunjukkan kebenaran dengan mempertontonkan kesalahan di pihak lain.
Ada propaganda propaganda kontradiktif yang bersifat hasutan atau tulisan / referensi yang bernada miring mengacu rivalitas kepada agama lain. Bisa juga ini suatu usaha penyebaran agama dengan retorika paksa, merajuk bagaikan seorang salesmen memperkenalkan barang, tidak saja membuatnya tertarik, tetapi juga memaksa sasaranya dengan janji janji muluk. Menebarkan pamphlet pamphlet dan brusur brusur pelecehan terhadap agama lain
Sentimentil agama juga mengesankan kalau agama mengajarkan manusia berpikir ego menentang keberadaan agama lainnya.
Kesadaran dalam beragama penting, supaya dapat mengubah pola pikir fenomena konversi agama adalah hal yang wajar dan sah-sah saja.
( Dus konversi agama dalam beragama adalah suatu problematika sosial selama masyarakat itu saling berinteraksi, tidak bisa kita main langsung hadapkan dengan urusan sorga dan neraka , murtad dan selamat ). Dan jika ada konversi pun , tujuan pun lebih pada urusan pilihan pribadi.
Saya lebih setuju, beragama itu dijalankan tidak untuk sekedar memenuhi syarat menjadi calon penghuni surga, atau memperoleh keselamatan. Jelas perilaku keiklasan & pengabdian & pasrah semata, sebagai hamba dalam perjalanan spritualitas yang baru itu yang harus dibina.
Pengalaman konversi juga jangan menjadi bias fenomena menjelek-jelekkan agama yang dianut sebelumnya.
Menjadi penghuni surga atau bukan surga. adalah hak preogratif Tuhan dan tidak bisa di intervensi oleh apapun dan siapapun.
Jadi kesimpulannya ...
Sampai kapan kita masih bertanya soal agama mu apa ? dan saling meributkan tentang permasalahan pindah agama ?
Disclaimer
Hanya sekedar opini untuk berpikir secara inklusif alias memandang positif perbedaan yang ada, bukan eksklusif cenderung memandang negatif perbedaan tersebut. Dan bukan forum kajian teologi.
^referensi tiopik uga diambil dari beberapa sumber.
Comments