Influencer " Opini atau Menggiring Opini "
Mungkin dahulu influencer hanya ada dalam sebatas acara televisi dan seminar saja, jauh berbeda dengan saat ini, mereka ada sedekat hati anda dan jempol plus tombol like.
Sebutan mereka bervariasi, kadang mendapat julukan brand ambasador, endorser, dan juga trend setter yang tentu kategorinya harus memiliki tingkat viralitasnya yang cukup tinggi.
Tidak jarang kalimat yang mereka sebutkan tersebut akan lebih bernilai dan punya tempat di hati para pendengarnya. Misalnya belum lama ini viral Bunda Carla dengan tag line "yao-yaoolooololooo nya "
Secara alam bawah sadar sih, jenis sensasi internet yang bersifat viralitas menimbullkan persepsi positif atau negatif bagi penikmatnya. Mengapa ? karena perilaku komunikasi ini menciptakan “budaya” baru bagi pengguna untuk menerima dan membagikan pesan kepada yang lainnya secara berkesinambungan.
inilah yang dinikmati para Influencer jaman now, yang notabene bukan saja artis, namun pejabat, bupati,gubernur bahkan sekelas Presiden masuk kategori ini.
( Hmmmm... bandingkan ada saat Orde Baru, banyak media yang ditekan kebebasannya untuk menyebarkan berita ,kecuali tanpa izin pemerintah ).
Bukankah mereka jadi lebih mudah melakukan penggiringan opini atau sekaligus pencitraan , mengapa ? Karena mereka yang punya media....yang bisa diakses dengan jempol kita.
Tren baru dalam komunikasi internet memberikan gambaran bagaimana sebuah informasi dengan mudahnya menjadi viral, lantas dimana posisi argumen anda sendiri ?
Golden rulesnya, jangan lupakan apa 'Argumen dan Opini diri sendiri' sehingga jika ada argumen orang lain yang mempengaruhi, kita tak langsung percaya dan mengikuti Opini mereka.
Whatever seinfluencernya mereka......
Jernih memilah untuk saringan 2023 ya
Kita tidak mau ada polarisasi kan .........😛
Karena keasikan nonton tiktok.....
Wassalam.l
Comments