Literasi Finansial di Indonesia
Financial literacy: What it is and why it matters ?
Without an understanding of basic financial
concepts, people are not well equipped to make
decisions related to financial management. People
who are financially literate have the ability to
make informed financial choices regarding saving,
investing, borrowing, and more.
Literasi finansial tidak hanya menjadi kebutuhan dasar setiap warga negara; tetapi juga menjadi tahapan awal yang sangat menentukan bagi perkembangan seseorang.
Literasi Finansial alias melek finansial merupakan keterampilan dari inti kehidupan untuk berpartisipasi dalam masyarakat modern. Pengetahuan dasar yang cukup tentang keuangan kepada masyarakat, Misalnya mencakup keterampilan dalam hal mengelola keuangannya mulai dari mendapatkan-membelanjakan, menabung, investasi dan meminjam uang.
pemahaman literasi finansial merupakan langkah awal yang sangat menentukan bagi kualitas masa depan seseorang.
IMF percaya bahwa literasi finansial seperti eskalator bagi kehidupan seseorang, sehingga
Terlebih lagi, dari data dan laporan didapatkan kenyataan bahwa tingkat melek finansial Indonesia rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia. Hasil survei PT Visa World Wide Indonesia mengenai Barometer Global Financial Literacy 2012, menyatakan Indonesia berada dalam peringkat ke-26 dari 28 negara di Asia.
Tingkat pemahaman masyarakat akan literasi keuangan akan menjadi bekal penting dalam setiap pengambilan keputusan keuangan yang dapat meningkatkan sumber daya keuangannya, dan mendorong akses kedalam sistem keuangan.
Proses pembelajaran tidak akan pernah berhenti selama kita masih hidup, demikian juga dengan proses agar kita melek finansial.
Mari luangkan waktu untuk belajar tentang literasi keuangan.
•A recent survey conducted by US-based Standard & Poor's indicates that most Indonesians - around 68 percent - are financially illiterate. In the survey, 68 percent of Indonesian respondents failed to correctly answer basic questions about inflation, interest rates, and risk diversification. However, S&P does emphasize that financial illiteracy is a global problem and therefore Indonesia does not stand alone in this. In fact, the survey shows that 33 percent of adults - worldwide - are financially literate, meaning that Indonesia scores slightly below the global average (Indonesia ranks 88 out of 143 countries in financial literacy). In developed nations (such as Australia, United Kingdom, the Netherlands) the financial literacy rate stands at an average of 65 percent, according to the survey.
Comments