Sebuah Puisi akan Masa Depan



Bodoh adalah pikiran kosong 
Sebatas tumpul....
Namun tersimpan tajam dalam memori 
Kaum otak udang

Mereka penikmat gaun lusuh  
Segan memakai gaun bersih wangi
Padahal alam menyediakan segala kebaikan sutra dan emas ...
Namun hati mereka menolak itu semua.

Senja ini, 
Aku lupa menghargai kebersihan hati sendiri...
Karena berkumpul dan bersenandung dengan perkumpulan perompak akal budi bernalar cendekiawan .,.

Lupa dirikah ? 
Atau lupa harga diri ? 

Senja berganti malam....
Masih ada kesempatan berbenah untuk diriku 
Aku harus sadar 
Aku harus hening 
Dan menyiapkan pelita hati

Kebenaran adalah cahaya yang menerangi 
Menunjuk ke arah yang benar
Namun musuhku muncul ....
Kebodohan mulai menghadang aku

Langsung aku bangkit...
Menggertak dengan kemarahan dan teriakan ....

Bangsa bodoh bukan karena kutukan”
“ Tapi karena hati rakus, silau akan tahta kuasa”
“Percuma negara merdeka”
“Kalau bangsa sendiri masih terbelenggu kebodohan hati”
"Kakinya lumpuh tak kuasa berlari "
Entah makanan sehat apa yang harus diasup....

"Ingat ....
Detik lonceng selalu berputar
Semua akan menua pada waktunya … 
Siapa yang akan mengurus...
 Si tua ibu negeri jika ia renta ? "

Akankah muncul satu atau dua generasi yang menyulut kebenaran ? 
Mengapa begitu lama ?
Tidak seimbang dengan cepatnya malam berganti subuh.

Malam sebelum aku terlelap, ...
Aku melihat seberkas cahaya lampu bohlam yang meredup
Entah rusak atau tidak punya daya listrik

Lampu sekarat ....
Sebentar lagi mungkin kau padam dan hilang nyawa 
Sama seperti pemiliknya...
Tetangga tak beruntung...

Namun....
Keyakinanku tumbuh 
Besok pagi adalah masa depan..
Patah tumbuh hilang berganti 

Aku dan kalian semua harus mewariskan kebaikan...
Lewat besok pagi, lusa pagi dan ratusan pagi lainnya .. 

Tanpa berkawan dengan kebodohan 
Tanpa mementingkan suku, agama, ras 
Tanpa ada kolusi, korupsi dan persekongkolan busuk
Tanpa ada pengiringan opini berita dari para pemilik media.

Ayo...
Membangun paradigma berpikit
Memberi tahu kepada mereka bahwa mereka mampu, cerdas Dan erguna  kepada bangsa sendiri.
Mereka adalah intelektual yang sangat dibutuhkan ...
Bukan dalam republik mimpi tetapi NKRi tercinta

.
.

#pustakaariatoteles #saskiaubaidi
Puisi ini menyoroti pentingnya menghindari kebodohan, menghargai kebersihan hati sendiri dan menekankan pentingnya kebenaran serta  bagaimana kita harus memulai dari diri sendiri untuk mencapainya.

Comments

Popular posts from this blog

Jalur Pendidikan HBS - Hogereburgerschool

Kampung Arab Pekojan

Tjakrabirawa di malam kelam 1 Oktober 1965