Update Status ala Perempuan ? Siapa Takut ?
Kearifan para pemimpin negeri ini untuk memuliakan perempuan sangat tergantung bagaimana sikap perempuan sendiri menanggapi perkembangan moralitas bangsa ini secara umum.
Peran perempuan tidak harus melulu dihitung dari bagaimana
peran keterlibatan perempuan dalam sektor publik, berapa jumlah politisi perempuan
di lembaga legislatif, berapa jumlah pejabat publik dan karier dalam
pemerintahan? Dan pertanyaan lain yang berkisar tentang kuantifikasi.
Setuju sekali, peningkatan kuantitas perempuan dalam sektor
publik adalah penting. Akan tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana
kebijakan yang ada, dapat meningkatkan kapasitas perempuan dalam meningkatkan
kapasitas manusia Indonesia menjadi manusia yang sanggup bersaing dengan bangsa
lain.
Hal ini jauh lebih penting ketimbang membicarakan
kuantitas peran perempuan di sektor publik. Perempuan memiliki “Bargaining position”
yang sangat potensiial agar dapat meningkatkan jejaring pergaulan dan
kepercayaan diri serta kemandirian di bidang ekonomi,sosial,politik sebutlah
apapun itu sebagai pemberdaya di publik.
Sebagai contoh perempuan dan internet , Fenomena melek
teknologi internet alias “Anti Gaptek “,
dengan kemudahan perangkat telepon gengam dengan istila “smart phone” bukankah ini
kemudahan “Boderless world”dari sisi teknologi,komunikasi, dan informasi yang
kemudian masuk kedalam ranah domestik/keluarga.
Sebuah sumber menyebutkan bahwa Perempuan
semakin banyak juga yang menggunakan internet. Tidak diragukan lagi perempuan
makin menyukai dunia internet seiring semakin majunya dunia internet itu
sendiri dan teknologi untuk mendapatkannya. sebuah data menyampaikan bahwa pada
tahun 2010, 46 persen pengguna pengguna internet di seluruh dunia adalah wanita.
Bahkan tahun ini dengan makin majunya “Social
media” seperti Facebook, Twitter, Path, blog” angka keterlibatan perempuan
dalam menggunakan internet akan semakin naik. Data terakhir menunjukkan
perempuan terutama di “Social media”
melebihi jumlah laki-laki, bahkan yang paling banyak mengakses “Social media”
dengan ponsel adalah perempuan.
Sepatutnya kaum perempuan
era kini lebih bersyukur atas segala kesempatan baik di segala bidang. Banyak
sekali ditemui prestasi dan karya luar biasa yang diwujudkan berkat emansipasi
gender serta perluasan wawasan informasi yang berkembang.
Sudah banyak perempuan yang mampu mengubah paradigma “Sosial Media “ menjadi bukan sekedar mampu mengakses &memiliki
email untuk akun Facebook, namun sudah muncul kesadaraan pemberdayaan Usaha
Kecil menengah di daerah , bagaimana industri rumahan mampu memaksimalkan
pemasaran penjualannya dengan mengimplimentasikan dari menjual secara online.
Tak jarang pula kita jumpai begitu banyak aspirasi yang bisa terbaca melalui
para blogger perempuan menyuarakan berbagai macam suara.
Inilah contoh kemandirian perempuan yang
mungkin tidak kalah dengan perempuan-perempuan lain di parlemen atau jabatan publik.
Banyak perempuan sederhana yang mampu
menjadi agen transformasi domestik keluarga sebagai garda depan yang patut kita
hargai. Namun Dan tentulah wacana ini hanya sebuah cerita kosong jika
Pemerintah pun tidak turut berpartisipasi fasilitasi dengan menghadirkan
jaringan sarana telekomunikasi internet hingga ke pelosok-pelosok negeri.
Mengingat Kita adalah bangsa besar,kita membutuhkan
manusia yang kokoh dan mandiri agar mampu bersaing pada abad-abad mendatang.
Kita membutuhkan khususnya para perempuan sebagai agen domestik namun juga
mampu berada dalam pemberdayaan & keterlibatan publik.
Kesadaran nasib bangsa kita ke depan, sangat ditentukan
dengan cara pandang dan sikap kita pada kaum perempuan dan ibu yang menjadi
pencetak generasi mendatang. Apabila ibu dan perempuannya lemah baik dari sisi
moralitas, dan pendidikan maka masa depan bangsa ini akan suram.
Namun sebaliknya bila ibu dan kaum perempuannya kokoh dan
mandiri maka optimisme masa depan bangsa adalah sesuatu yang nyata.
Selamat
berkreasi & beraspirasi perempuan Indonesia.
#"Update Status ala Perempuan ? Siapa Takut ? "
Comments