Laknat Tuan Sagino
Tuan Sagino adalah seorang pengusaha media yang terkenal di Indonesia. Dia memiliki banyak stasiun televisi, radio, dan koran.
Suatu hari, dia mendapat kabar bahwa salah satu stasiun televisinya ditutup oleh pemerintah karena melanggar aturan. Dia marah besar dan berkata, "Laknat! Siapa yang berani menutup stasiun televisi saya? Saya akan menggugat mereka sampai buntung! Saya akan membalas dendam dengan cara saya sendiri!" Lalu dia mengambil teleponnya dan memanggil semua karyawan media yang bekerja untuknya.
Dia menyuruh mereka untuk membuat berita-berita bohong dan fitnah tentang pemerintah dan orang-orang yang menutup stasiun televisinya. Dia berharap dengan cara itu, dia bisa merusak reputasi mereka dan membuat mereka menyesal.
Namun, rencana Tuan Sagino tidak berjalan mulus. Banyak karyawan media yang tidak mau mengikuti perintahnya karena mereka merasa tidak etis dan takut kena sanksi.
Beberapa di antara mereka bahkan mengundurkan diri dan beralih ke media lain yang lebih independen dan profesional.
Tuan Sagino semakin kesal dan berkata, "Laknat! Kalian semua pengkhianat! Kalian tidak tahu berterima kasih kepada saya yang sudah memberi kalian pekerjaan dan gaji! Kalian tidak punya loyalitas dan integritas! Saya akan mencari orang-orang baru yang mau bekerja untuk saya!"
Lalu dia mencari-cari orang-orang yang mau menjadi karyawan media barunya. Namun, dia kesulitan menemukan orang-orang yang berkualitas dan profesional. Kebanyakan orang-orang yang mau bekerja untuknya adalah orang-orang yang tidak punya pengalaman, pendidikan, atau etika kerja yang baik. Mereka hanya mau bekerja untuknya karena iming-iming gaji tinggi dan fasilitas mewah.
Akibatnya, kualitas media milik Tuan Sagino semakin menurun. Berita-berita yang mereka buat penuh dengan kesalahan, kebohongan, dan fitnah.
Banyak penonton, pendengar, dan pembaca yang merasa muak dan kecewa dengan media milik Tuan Sagino. Mereka beralih ke media lain yang lebih kredibel dan objektif. Rating, sirkulasi, dan pendapatan media milik Tuan Sagino semakin anjlok.
Tuan Sagino semakin frustasi dan berkata, "Laknat! Ini semua salah pemerintah dan orang-orang yang menutup stasiun televisi saya! Mereka telah merusak bisnis saya dan membuat saya bangkrut! Saya tidak akan pernah memaafkan mereka!" Lalu dia mengambil teleponnya lagi dan memanggil pengacaranya.
Dia menyuruh mereka untuk mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap pemerintah dan orang-orang yang menutup stasiun televisinya. Dia berharap dengan cara itu, dia bisa mendapatkan ganti rugi dan keadilan.
Namun, gugatan Tuan Sagino juga tidak berhasil. Pengadilan memutuskan bahwa pemerintah dan orang-orang yang menutup stasiun televisinya tidak bersalah.
Mereka hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Mereka juga memiliki bukti-bukti kuat bahwa stasiun televisi milik Tuan Sagino telah melanggar aturan dan menyebarkan berita-berita palsu dan fitnah.
Pengadilan juga menilai bahwa Tuan Sagino tidak memiliki bukti-bukti yang cukup untuk membuktikan klaim-klaimnya. Malah, pengadilan menemukan bahwa Tuan Sagino telah melakukan tindakan-tindakan yang melawan hukum, seperti korupsi, pencucian uang, penggelapan pajak, pemerasan, penyuapan, dll. Pengadilan lalu memerintahkan dia untuk membayar denda yang besar dan menjalani hukuman penjara yang lama.
Tuan Sagino terkejut dan tidak percaya dengan putusan pengadilan. Dia merasa bahwa dia telah diperlakukan tidak adil dan ditipu oleh semua orang.
Dia menangis dan berteriak, "Laknat! Ini semua komplotan! Saya tidak bersalah! Saya adalah korban! Saya adalah pahlawan! Saya akan banding sampai ke Mahkamah Agung! Saya akan membawa kasus ini ke dunia internasional! Saya akan membuktikan bahwa saya benar dan mereka salah!" Lalu dia mengambil teleponnya lagi dan memanggil pengacaranya.
Dia menyuruh mereka untuk mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi. Dia berharap dengan cara itu, dia bisa membalikkan keadaan dan memenangkan kasusnya.
Namun, banding Tuan Sagino juga tidak membuahkan hasil. Pengadilan yang lebih tinggi mempertahankan putusan pengadilan sebelumnya.
Mereka juga menemukan bukti-bukti baru yang semakin memperkuat kesalahan Tuan Sagino.
Mereka juga menambahkan hukuman yang lebih berat untuk Tuan Sagino.
Tuan Sagino semakin terpuruk dan berkata, "Laknat! Ini semua tidak masuk akal! Saya tidak mungkin kalah! Saya adalah orang yang paling pintar, kaya, dan berkuasa di negeri ini! Saya akan terus berjuang sampai akhir! Saya tidak akan menyerah!" Lalu dia mengambil teleponnya lagi dan memanggil pengacaranya. Dia menyuruh mereka untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Dia berharap dengan cara itu, dia bisa mendapatkan kesempatan terakhir untuk membela dirinya.
Namun, kasasi Tuan Sagino juga ditolak oleh Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung menyatakan bahwa putusan-putusan pengadilan sebelumnya sudah benar dan sesuai dengan hukum. Mereka juga menyatakan bahwa dia tidak memiliki alasan atau bukti yang cukup untuk mengajukan kasasi.
Mereka juga menyatakan bahwa Tuan Sagino telah mencoba mengganggu jalannya peradilan dengan cara-cara yang tidak etis dan ilegal, seperti mengancam, menyuap, atau memfitnah hakim, jaksa, saksi, dll. Mereka juga menyatakan bahwa Tuan Sagino telah merugikan banyak orang dan institusi dengan media-media yang dimilikinya.
Mereka juga menyatakan bahwa Tuan Sagino harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya dan menerima hukumannya dengan lapang dada.
Tuan Sagino hancur dan putus asa dengan keputusan Mahkamah Agung. Dia sadar bahwa dia tidak punya harapan lagi untuk lolos dari jerat hukum. Dia sadar bahwa dia telah kehilangan segalanya: bisnisnya, hartanya, reputasinya, keluarganya, teman-temannya, dll.
Dia sadar bahwa dia telah membuat banyak kesalahan dan dosa dalam hidupnya. Dia sadar bahwa dia telah menjadi orang yang sombong, rakus, licik, jahat, dll. Dia sadar bahwa dia telah mendapat laknat dari Tuhan dan manusia.
Dia menyesali semua perbuatannya dan menangis tersedu-sedu. Dia berkata, "Laknat! Ini semua salah saya sendiri! Saya telah menjadi orang yang bodoh dan durhaka! Saya telah menyia-nyiakan hidup saya dengan hal-hal yang sia-sia! Saya telah melupakan Tuhan dan kewajiban saya sebagai manusia! Saya telah membuat banyak orang menderita karena saya!
Saya mohon ampun kepada Tuhan dan semua orang yang saya sakiti! Saya mohon maaf kepada semua orang yang saya khianati! Saya mohon belas kasihan kepada semua orang yang saya lawan!" Lalu dia mengambil teleponnya lagi dan memanggil semua orang yang pernah berhubungan dengannya. Dia menyampaikan permintaan maafnya kepada mereka satu per satu dengan suara yang lemah dan penuh penyesalan.
Namun, permintaan maaf Tuan Sagino terlambat dan sia-sia. Banyak orang yang tidak mau mendengarkan atau memaafkan dia. Banyak orang yang masih marah dan benci pada dia .
Itulah Laknat ….
#satirecomedy #satire #pustakaaristoteles #saskiaubaidi
Comments