Tau Dan Kenal Politik ( 1 )


Rian adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang ingin belajar politik. Dia merasa politik adalah hal yang penting dan menarik untuk dipelajari, karena berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan, dan kepentingan masyarakat. Namun, dia bingung akan pengertian politik secara umum dan terjun dalam politik praktis.

Suatu hari, dia mendapat tugas dari dosennya untuk membuat makalah tentang politik. Dia pun mencari sumber-sumber bacaan di internet untuk memahami konsep-konsep dasar politik. Dia menemukan berbagai definisi politik dari para ahli, seperti Aristoteles,  Miriam Budhiarso, Johan Kaspar Blunchli, dan lain-lain. 

Dia juga menemukan pengertian politik secara umum, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan kekuasaan, pengambilan keputusan, dan kebaikan bersama di dalam masyarakat atau negara 

Dari sana, dia mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang politik praktis di Indonesia.

Dia ingin tahu bagaimana proses pemilihan presiden dan wakil presiden, bagaimana peran partai-partai politik, bagaimana dinamika isu-isu politik, dan bagaimana sikap masyarakat terhadap politik. 

Dia pun mencari informasi tentang Pemilu 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Dia melihat berbagai calon presiden dan wakil presiden yang muncul, berbagai program dan visi-misi yang ditawarkan, berbagai dukungan dan kritik yang diberikan, dan berbagai harapan dan ketakutan yang dirasakan.

Rian merasa bingung dengan semua informasi yang dia dapatkan. Dia tidak tahu siapa yang harus dia pilih, apa yang harus dia percaya, dan apa yang harus dia lakukan. Dia merasa politik praktis sangat rumit dan penuh dengan konflik dan manipulasi. Dia mulai ragu apakah dia benar-benar ingin belajar politik atau tidak.

Suatu malam, dia mendapat telepon dari temannya, Rina. Rina adalah seorang aktivis mahasiswa yang sering terlibat dalam berbagai aksi sosial dan politik. 

Rina mengajak Rian untuk bergabung dengan organisasi mahasiswa yang dia ikuti, yaitu Forum Mahasiswa Peduli Demokrasi (FMPD). Rina menjelaskan bahwa FMPD adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa dalam politik. Rina mengatakan bahwa FMPD akan mengadakan diskusi publik tentang Pemilu 2024 dengan mengundang beberapa narasumber dari kalangan akademisi, praktisi, dan aktivis.

Rian merasa tertarik dengan ajakan Rina. Dia berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk belajar politik secara langsung dari orang-orang yang berpengalaman dan berkompeten. 

Dia juga berharap bahwa diskusi publik tersebut bisa memberinya pandangan yang lebih jelas dan kritis tentang politik praktis di Indonesia. Dia pun menyetujui ajakan Rina dan mempersiapkan diri untuk menghadiri diskusi publik tersebut.

Di hari H, Rian datang ke tempat diskusi publik bersama Rina. Di sana, dia melihat banyak mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas yang hadir. Dia juga melihat beberapa narasumber yang sudah duduk di depan ruangan. Diskusi publik pun dimulai dengan sambutan dari moderator. Moderator memperkenalkan narasumber-narasumber yang akan berbicara, yaitu:

> - Prof. Dr. Asep Suryana, seorang pakar ilmu politik dari Universitas Indonesia.
> - Dr. Budi Santoso, seorang praktisi politik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
> - Cici Nurani, seorang aktivis perempuan dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI).

Moderator kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber-narasumber tersebut, seperti:

 - Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilu 2024?
- Bagaimana partai-partai politik menyiapkan diri untuk menghadapi Pemilu 2024?
 - Bagaimana peran perempuan dalam Pemilu 2024?
- Bagaimana cara memilih presiden dan wakil presiden yang tepat untuk Indonesia?
 - Bagaimana cara meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu 2024?

Rian mendengarkan dengan seksama jawaban-jawaban dari narasumber-narasumber tersebut. Dia merasa banyak belajar dari berbagai perspektif dan pengalaman yang mereka sampaikan.

Dia juga merasa terbuka pikirannya tentang berbagai isu dan problematika yang ada dalam politik praktis di Indonesia. Dia mulai menyadari bahwa politik bukan hanya sekadar kekuasaan, pengambilan keputusan, dan kebaikan bersama, tetapi juga tentang nilai-nilai, ideologi, identitas, dan keadilan.

Setelah narasumber-narasumber selesai berbicara, moderator membuka sesi tanya jawab dari peserta diskusi publik
Rian merasa ingin bertanya sesuatu kepada narasumber-narasumber tersebut. Dia ingin tahu bagaimana cara belajar politik secara efektif dan bermakna bagi dirinya dan masyarakat. Dia pun mengacungkan tangannya dan mendapat kesempatan untuk bertanya.

 "Terima kasih atas pemaparan yang sangat menarik dan informatif dari narasumber-narasumber. Saya Rian, mahasiswa jurusan ilmu komunikasi dari Universitas Negeri Jakarta. Saya ingin belajar politik, tapi saya bingung akan pengertian politik secara umum dan terjun dalam politik praktis. Saya merasa politik itu sangat rumit dan penuh dengan konflik dan manipulasi. Saya juga tidak tahu siapa yang harus saya pilih, apa yang harus saya percaya, dan apa yang harus saya lakukan. Jadi, pertanyaan saya adalah: bagaimana cara belajar politik secara efektif dan bermakna bagi diri saya dan masyarakat? Apa saja sumber-sumber bacaan, media, atau organisasi yang bisa saya manfaatkan untuk belajar politik? Terima kasih."

Rian menunggu dengan harap-harap cemas jawaban dari narasumber-narasumber tersebut.

Dia berharap bahwa jawaban mereka bisa memberinya pencerahan dan inspirasi untuk belajar politik lebih lanjut. Dia juga berharap bahwa diskusi publik ini bisa menjadi awal dari perjalanan belajar politiknya yang panjang dan menantang.

Nah apa saja sih kira-kira, lanjut di chapter II ya .....

Ref....
(1) Pengertian Politik Menurut Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap]. https://www.zonareferensi.com/pengertian-politik/.
(2) Pengertian Politik Menurut Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap]. https://www.jurnalponsel.com/pengertian-politik/.

Comments

Popular posts from this blog

Jalur Pendidikan HBS - Hogereburgerschool

Kampung Arab Pekojan

Tjakrabirawa di malam kelam 1 Oktober 1965