“It’s the Oligarchy, Stupid!”: Democracy Under Elite Domination

It’s the Oligarchy, Stupid!”,  Demokrasi dalam Cengkeraman Elite
oleh Saskia Ubaidi / Pustaka Aristoteles 

Ketika James Carville mencetuskan frasa legendaris “It’s the economy, stupid!” untuk kampanye Bill Clinton pada 1992, fokus utamanya adalah ekonomi yang memburuk dan janji untuk memperbaikinya. Namun, jika diterjemahkan ke dalam konteks politik Indonesia hari ini, slogan itu perlu disesuaikan. Bukan lagi soal ekonomi semata, melainkan tentang oligarki. Maka lahirlah sebuah seruan baru: “It’s the oligarchy, stupid!”

Indonesia, dengan segala capaian demokrasinya, masih terjebak dalam bayang-bayang kekuasaan segelintir orang. Oligarki, yang merupakan aliansi antara elite politik, pejabat tinggi birokrasi, dan pengusaha besar, telah menjadi aktor dominan dalam menentukan arah kebijakan nasional. Dalam demokrasi kita yang masih muda, mereka menguasai sumber daya ekonomi, informasi, hingga pengaruh politik. Apa dampaknya?

Demokrasi yang Dikendalikan Elite

Oligarki Indonesia bekerja seperti jaring laba-laba yang kompleks. Mereka ada di mana-mana, mulai dari struktur kekuasaan legislatif, eksekutif, hingga partai politik. Praktik politik uang menjadi salah satu kendaraan utama untuk memastikan keberlanjutan kekuasaan mereka. Lihat saja fenomena biaya mahal untuk maju dalam pemil, baik di tingkat legislatif maupun eksekutif. Tanpa “restu” oligarki, sulit bagi politisi independen atau orang-orang dengan visi reformasi tulen untuk menembus tembok kekuasaan.

Di sisi lain, aliansi antara elite dan pengusaha besar mengikis keberpihakan terhadap rakyat. Kebijakan publik sering kali dirancang untuk melayani kepentingan korporasi, bukan kebutuhan masyarakat. Mulai dari alih fungsi lahan untuk tambang hingga monopoli komoditas pangan, rakyat sering menjadi korban dalam permainan para penguasa ini.

Relevansi Frasa “It’s the Oligarchy, Stupid!”
Slogan ini mengingatkan kita pada satu kenyataan pahit, akar dari sebagian besar permasalahan Indonesia ada pada struktur oligarki yang menguasai jalannya negara. Ketimpangan sosial-ekonomi, korupsi sistemik, hingga melemahnya institusi demokrasi merupakan buah dari sistem ini. Demokrasi kita berubah menjadi sebuah oligarki terselubung, di mana suara mayoritas sering kali kalah oleh kepentingan segelintir orang yang memiliki akses ke kekuasaan.

Ketika masyarakat dituntut untuk memahami “kondisi ekonomi” seperti dalam kampanye Clinton, kini masyarakat Indonesia perlu sadar bahwa isu utamanya bukan sekadar ekonomi, melainkan siapa yang memegang kendali atas kebijakan ekonomi itu sendiri.

Membangun Kesadaran Baru
Namun, harapan belum sepenuhnya sirna. Indonesia memiliki generasi muda yang semakin sadar akan pentingnya melawan dominasi oligarki. Pendidikan politik, media alternatif, dan kampanye kesadaran publik harus menjadi motor penggerak untuk mengubah struktur kekuasaan ini. Rakyat harus sadar bahwa kebijakan publik yang adil dan transparan hanya bisa lahir dari sistem yang tidak dikuasai oleh oligarki.

Bukan hanya pemerintah, tetapi juga kita semua sebagai rakyat, perlu bertanya, bagaimana demokrasi bisa berjalan jika sebagian besar kekayaan negara hanya dikuasai oleh segelintir orang? Bagaimana mungkin ada keadilan sosial jika kebijakan hanya dirancang untuk melindungi kekuasaan mereka?

Seruan untuk Perubahan
“It’s the oligarchy, stupid!” adalah ajakan untuk mengakui realitas politik kita dan melawannya. Untuk menjadikan demokrasi Indonesia lebih dari sekadar nama, kita perlu mencabut akar-akar oligarki yang menggerogoti institusi negara. Ini adalah perjuangan panjang, tetapi langkah pertama selalu dimulai dari kesadaran.

Mari bersama-sama membangun Indonesia yang lebih adil, di mana suara rakyat benar-benar menjadi suara utama, bukan sekadar gema dari kepentingan elite.

---
Pustaka Aristoteles
Mari membangun Indonesian Renaissance melalui ide-ide besar untuk masa depan bangsa.


Jakarta, 19 November 2024, It’s the Oligarchy, Stupid!”, Demokrasi dalam Cengkeraman Elite: oleh Saskia Ubaidi / Pustaka Aristoteles .

Dalam tulisan ini, “It’s the economy, stupid!” dikutip dari kampanye politik Bill Clinton pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1992. Frasa ini pertama kali digunakan oleh James Carville, seorang penasihat politik yang menjadi arsitek utama kemenangan Clinton. Quotation ini dimaksudkan untuk menggarisbawahi pentingnya fokus pada isu ekonomi dalam meraih dukungan publik, yang menjadi inti strategi kampanye Clinton.

Dalam konteks tulisan ini, modifikasi frasa menjadi “It’s the oligarchy, stupid!” adalah sebuah adaptasi ide untuk mencerminkan tantangan politik di Indonesia saat ini, yaitu dominasi kekuasaan oleh oligarki. Meski frasa ini tidak berasal dari sumber yang spesifik, inspirasi dari perubahan ini adalah logika dasar dari penggunaan frase aslinya untuk menyentuh isu yang relevan di tempat dan waktu yang berbeda.




Comments

Popular posts from this blog

Jalur Pendidikan HBS - Hogereburgerschool

Kampung Arab Pekojan

Tjakrabirawa di malam kelam 1 Oktober 1965