Doktor diadakan, Kejarlah akademik dengan instant
Doktor diadakan, Kejarlah akademik dengan instant
Belakangan ini, muncul fenomena yang tampaknya sedang viral di negeri kita, perburuan gelar doktor entah honoris causa atau gelar doktor resmi melalui universitas ternama.Uniknya, hal ini dapat diraih tanpa riset yang berliku, tanpa harus jungkir balik di lapangan, atau tenggelam dalam lautan referensi pustaka. Cukup dengan tepuk tangan meriah dari penggemar, gelar doktor pun disematkan di depan ribuan penonton. Dan voila, jadilah “Doktor instan” yang lebih cepat saji daripada semangkuk mi instan.
Tapi, bagaimana dengan kontribusi keilmuan?
Kontribusi keilmuan adalah inti dari setiap gelar akademik, terutama gelar doktor. Banyak akademisi yang saya kenal mencapai gelar ini melalui kerja keras jungkir balik dengan otak dalam penelitian mendalam, bukan cara instan. Mereka berdedikasi untuk menghasilkan pengetahuan baru dan berperan sebagai agen intelektual bagi masyarakat.
Paradox, ketika gelar “doktor”diberikan secara sembarang. Bagaimana jika seseorang yang tidak berasal dari dunia akademik atau tanpa kontribusi nyata dalam keilmuan,“Untuk apa gelar ini diberikan?
Memang benar, gelar honoris causa secara tradisional bisa diberikan kepada individu yang tidak berlatar belakang akademik, namun memiliki kontribusi besar bagi masyarakat, seni, atau kemanusiaan. Tetapi jika gelar ini diberikan hanya karena popularitas atau jumlah pengikut di media sosial, integritas akademik patut dipertanyakan.
Jangan-jangan sekarang cara meraih gelar ini diukur dari jumlah pengikut di Instagram, dan kedudukan strategis di pemerintahan.
Gelar doktor hanya trofi ajang penghargaan. Jika pun melahirkan karya tulis, hanya diterbitkan di jurnal predator, yang dikenal tidak memiliki standar akademik yang memadai.
Tidak berlebihan jika sebenarnya kita ada di dalam masa bodong intelektualitas alias zonk ! Semakin banyak titel akademik menambah rating bonus popularitas!
Mungkin sebentar lagi kita akan melihat banyak ‘Doktor’ dengan sertifikasi dari TikTok Academy.
Jakarta, 18 Oktober 2024
Saskia UBAIDI PUSTAKA ARISTOTELES
Diaclamer
Masyarakat perlu diedukasi bahwa gelar akademik, terutama gelar doktor, adalah simbol tanggung jawab intelektual. Gelar ini seharusnya diberikan kepada mereka yang memang berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan atau pemikiran kritis, bukan hanya sebagai simbol status atau gengsi.
Comments