Nietzsche, Rousseau, Marx. Formula Tan Malaka
Saya tertarik menulis ini sebagai catatan bukan semata untuk mengulas pemikiran Tan Malaka, tetapi juga sebagai bagian dari proses pembelajaran saya sendiri. Mencoba memahami bagaimana seorang pemikir revolusioner Indonesia membaca, merangkai, dan menyintesis gagasan dari Nietzsche, Rousseau, hingga Marx dan Engels. Sebuah perjalanan intelektual yang menantang sekaligus mencerahkan. Saya menulis Ini bukan dalam ranah kajian akademik, melainkan upaya pribadi untuk menyelami bagaimana dialektika menjadi alat berpikir dan bertindak bagi Tan Malaka dalam merumuskan jalan pembebasan. . . . Dalam semesta pemikiran revolusioner Indonesia, nama Tan Malaka menjulang sebagai tokoh yang tidak hanya bergerak di medan politik, tetapi juga di ruang filsafat dan ideologi. Salah satu pernyataannya yang menggugah adalah saat ia menyebut Nietzsche sebagai tesis, Rousseau sebagai antitesis, dan Marx-Engels sebagai sintesis. Ini bukan sekadar kutipan indah, tetapi refleksi dar...